just hope....


dulu entah dimana, ada cerita tentang seorang penulis. aku tulis ulang yah... tapi lupa lupa igt critanya. judulnya "menulis untuk Ibu"


jadi dulu ada seorang wanita yang usianya kira kira 27 tahun. Sudah sepantasnya memang dia menikah, tapi sampai saat ini dia masih sibuk dengan tulisan tulisannya dan mengesampingkan urusan itu. sangat sibuk sampai melupakan dirinya sendiri dan tenggelam dalam dunia imajinasinya itu. namun ketika kembali ke dunia nyata, khayalan khayalan indah itu lenyap dalam sekejap. dunia  nyata tidak seindah dongeng dongeng tulisan hasil imajinasinya. di selalu ingin memberi solusi untuk ayah dan ibunya agar tak lagi bertengkar dan ahirnya imajinasi yang tertuang dalam dongeng itu menjadi nyata.
ibunya selalu mengomel. ibunya selalu melayangkan protes untu pekerjaan menulisnya yang dalam pandang ibunya belum memiliki prospek sama sekali. namun dia selalu menjawab bahwa itu adalah dunianya. dengan menciptakan masalah dan menyelesaikannya dengan pikirannya sendiri. ibu nya tetap saja mengomel, karna pekerjaannya itu hanya menghasilkan uang sangat sedikit. dan kembali ia menegaskan untuk ke sekian kalinya bahwa UANG BUKANLAH SEGALANYA. 
dia menjalani hidupnya seperti biasanya, menulis dan menjualnya ke penerbit dengan harga yang terbilang murah. dia juga pernah punya mimpi atas karya yang berjudul "mimpi diatas awan" menjadi tulisan best seller. namun karna desakan keuangan dari ibunya dia pun menjual mimpi besarnya itu ke penerbit. ini menjadi tulisan pertamanya.
hari hari berlalu tanpa ada perkembangan dalam keluarga ini,. pada kamis pagi ibunya kembali mengomel seperti biasa, dia tidak tahan lagi. dia pun menjawab, " bu mungkin kalau ibu tidak mendesakku dengan  alasan keuangan, aku mungkin sudah seperti penulis agnes jessica yang ibu bilang, tulisan  pertama ku yang ku jual ke penerbit menjadi best seller bu. andai saja pada saat itu ibu bersabar sedikit." aku menulis untuk membantu keuanggan keluarga kit, kenapa ibu ga pernah mengerti itu, selalu mengomel, selalu menghina pekerjaan yang menghidupi kita ini bu?".
pada saat itu, ibunya menyesal dan menangis. dia masih tetap menulis seperti biasa, ibunya hanya terdian dan tidak lagi mengomel. namun saat ini ibunya berdoa agar dia mendapat suami yang kaya raya.

that's all.
dari cerita ini, aku bersyukur buat mama yang super yang ada buat ku. buat mama yang hidupnya gak berorientasi sama duit aja. dan kelak aku mau jadi seperti mama ku yang gak berorientasi sama duit aja.....       
Tuhan yesus, tuntun aku buat jadi seperti mama ku... Amin 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar